Selasa, 18 Juni 2013

RESENSI BUKU

Resensi Buku Fiksi Indonesia

  • Identitas Buku
Judul  : ATHEIS
Pengarang  : Achdiat K. Mihardja
Penerbit  : Balai Pustaka
Tahun terbit : cetakan pertama 1949
Tebal halaman: 232 halaman
Ukuran buku  : 13,5 x 20 cm
ISBN  : BP - 0080
Harga  : Rp 45.000,00
  • Tema
Cerita tentang kegoncangan jiwa seorang pemuda yang sebelumnya sangat taat beragama, namun karena keluguannya, ia terpengaruh pemikiran kaum materialistis atau falsafah kebendaan sehingga ia kehilangan keyakinan akan ketuhanan dan ia mulai rneninggalkan norma-norma agama.
  • Pembukaan
Atheis adalah buku novel karya Achdiat Karta Mihardja tahun 1949 yang menceritakan tentang perjalanan hidup seseorang, dimana dari kecil dididik menjadi anak yang saleh. Tetapi ketika ia menginjak usia pertengahannya, karena jauh dari orang tuanya, dia mengalami kemerosotan. Akibatnya dia menjadi seperti orang atheis yang lupa segalagalanya. Semua itu berawal dari pertemuannya dengan seorang gadis yang kemudian menjadikan hatinya yang keras dan saleh itu, menjadi berhati lemah dan lupa segala-galanya. Achdiat Karta Mihardja (lahir di Cibatu, Garut, Jawa Barat, 6 Maret 1911). Berpendidikan AMS-A Solo dan Fakultas Sastra dan Filsafat UI. beliau pernah bekerja sebagai guru Taman Siswa, redaktur Balai Pustaka, Kepala Jawatan Kebudayaan Perwakilan Jakarta Raya, dosen Fakultas Sastra UI (1956-1961), dan sejak 1961 hingga pensiun dosen kesusastraan Indonesia pada Australian National University, Canberra, Australia. Achdiat juga pernah menjadi redaktur harian Bintang Timur dan majalah Gelombang Zaman (Garut), Spektra, Pujangga Baru, Konfrontasi, dan Indonesia. Di samping itu, beliau pernah menjadi Ketua PEN Club Indonesia, Wakil Ketua Organisasi Pengarang Indonesia, anggota BMKN, angggota Partai Sosialis Indonesia, dan wakil Indonesia dalam Kongres PEN Club Internasional di Lausanne, Swiss (1951). Kumpulan cerpennya, Keretakan dan Ketegangan (1956) mendapat Hadiah Sastra BMKN tahun 1957 dan novelnya, Atheis (1949) memperoleh Hadiah Tahunan Pemerintah RI tahun 1969 (R.J. Maguire menerjemahkan novel ini ke bahasa Inggris tahun 1972) dan Sjuman Djaya mengangkatnya pula ke layar perak tahun 1974) dengan judul yang sama.
  • Isi
Hasan adalah seorang pemeluk Islam yang taat beribadah, begitu juga dengan orang tuanya adalah pemeluk Islam yang fanatic. Oleh orang tuanya Hasan disekolahkan di MULO. Di sekolah itu dia bertemu dengan seorang gadis cantik yang bernama Rukmini. Hubungan keduanya semakin akrab hingga akhirnya mereka saling jatuh cinta. Rupanya kisah cinta mereka tidak bisa berlangsung lama, oleh orang tuanya, Rukmini disuruh kembali ke Jakarta karena akan dipinang oleh seorang saudagar kaya. Karena Rukmini adalah anak yang berbakti pada orang tuanya, sudah sepantasnya membahagiakan keduanya, ia lalu menuruti nasihat orang tuanya dengan menerima pinangan saudagar kaya tersebut meski pernikahan itu tidak disertai rasa cinta.
Kejadian itu membuat hati Hasan hancur. Ia menjadi frustasi, untuk menghilangkan bayangan Rukmini dari hidupnya, ia mengikuti aliran tarekat seperti yang telah lama dianut orang tuanya. Walaupun dalam masa sulit, Hasan tdak meninggalkan ajaran agama, bahkan ia semakin taat beribadah, tetapi kehidupanya berubah ketika dia bertemu teman lamanya, yaitu Rusli. Rusli datang bersama seorang wanita cantik bernama Kartini. Ia adalah perempuan modern dan pergaulanya bebas. Ia juga seorang janda. Ternyata sejak perjumpaan itu, Hasan menaruh hati pada Kartini, alasanya Kartini memiliki karakter yang hampir sama dengan Rukmini. Semenjak Hasan mencintai Kartini, dia pun juga bergaul dengan teman-teman Kartini. Karena memiliki dasar agama yang kuat. Hasan mencoba untuk menyadarkan Kartini dan Rusli dengan memberikan ceramah-ceramahnya, tetapi karena Rusli juga pandai bicara.
Kemudian dialah yang berbalik menasihati Rusli. Tanpa disadari, pemikiran-pemikiran Rusli ternyata melekat di kepala Hasan. Mulanya, Hasan tidak terpengaruh. Namun keyakinanya mulai goyah ketika dia dikenalkan dengan seorang yang tidak percaya Tuhan, yaitu Anwar. Pengetahuan Anwar tentang ketuhanan begitu luas. Sejak saat itulah pemahaman Hasan tentang agama mulai berubah. Ia mulai meragukan keberadaan Tuhan. Hasan semakin tersesat dari agama, pergaulanya semakin bebas. Ia kemudian menikahi Kartini, tetapi pernikahan itu tidak diakui secara Islam karena tidak sesuai dengan syariatnya. Pernikahan mereka didasarkan atas rasa suka sama suka. Pernikahan mereka ternyata tidak bahagia, kehidupan rumah tangga mereka berantakan. Pergaulan Kartini semakin bebas. Lama-kelamaan Hasan cemburu karena hubungan Kartini dengan Anwar semakin dekat. Hasan menganggap Kartini telah selingkuh, tetapi kejadian itu telah menyadarkan kembali Hasan tentang agama. Ia menyesal dan merasa berdosa atas apa yang telah diperbuat. Pergaulan bebasnya dengan teman-teman yang tidak percaya Tuhan membuatnya tersesat dan ragu dengan keberadaan Tuhan.
Hasan memutuskan bercerai dengan Kartini dan ia pun pulang ke kampung halamana. Ia ingin meminta maaf pada ayahnya. Sesampainya di kampung, ia menjumpai ayahnya sedang sakit keras. Ternyata ayahnya tidak mau memaafkan Hasan, bahkan sampai maut menjemputnya, ayah Hasan tetap berada pada pendirianya. Hasan merasa bahwa semua itu terjadi karena perbuatan Anwar. Ia dendam pada Anwar dan berniat ingin membunuhnya. Suatu malam, ia berencana ingin membunuh Anwar, kemudian ia mencari Anwar. Karena pada waktu itu situasi sedang tidak aman, maka diberlakukan jam malam. Namun, naas menimpa Hasan, belum sempat ia membunuh Anwar, ia malah tertembak peluru di punggungnya, tetapi sebelum meninggal, ia masih sempat mengingat Allah dengan berkalikali menyebut asma-Nya.
  • Tokoh & Penokohan
  1. Hasan, seorang pemuda desa,yang awalnya sangat taat beragama. Namun, karena pengaruh pergaulan dengan orang-orang aliran materialisme, atau aliran kebendaan, dia mengalami goncangan jiwa. Keyakinannya terhadap Tuhan menjadi lemah.
  2. Rusli, salah seorang teman akrab Hasan. Dia beraliran materialisme sejati. Dialah yang sangat berperan dalam mempengaruhi pikiran-pikiran Hasan dalam hal filsafah kebendaan dan mempertanyakan keberadaan Tuhan.
  3. Orang tua Hasan , orang tua yang taat beragama. Mereka adalah pengikut suatu aliran tarekat tertentu.
  4. Rukmini , seorang gadis baik-baik yang sangat dicintai Hasan. Dia kemudian menikah dengan seorang saudagar dari Jakarta.
  5. Kartini , seorang perempuan khas kota besar yang modern, bergaul bebas. Dia kemudian menjadi kekasih Hasan.
  6. Anwar , seorang penganut aliran materialisme sejati. Dia sangat anarkis atau tidak percaya dengan keberadaan Tuhan. Dialah yang berhasil mempengaruhi pikiran Hasan.
  • Setting/Latar
Latar di pedesaan sangat mendukung karakter tokoh utamanya karena pada umumnya lingkungan di daerah pedesaan sangat penuh dengan nilai-nilai ajaran agama dan adatistiadatnya masih kental dengan nilai-nilai agama serta kepolosan orang desa yang mudah terpengaruh dan dibujuk terhadap sesuatu hal yang baru dicerminkan dengan sangat bagus oleh penulis pada tokoh Hasan.
  • Nilai-nilai Dalam Novel Atheis
  1. Nilai moral yang dapat kita ambil dari novel ini seperti yang diperlihatkan dalam tokoh Hasan. Dia adalah seorang anak yang sejak kecil telah belajar agama dan bersasal dari orang tua yang taat beribadah pula, tetapi setelah Rukmini meninggalkanya dia menjadi orang yang mengasingkan diri hingga pada akhirnya dia menemukan seseorang yang mempunyai karakter sama dengan Rukmini, yaitu Kartini. Mereka lalu menikah, tetapi dalam kehidupan rumah tangganya tidak pernah bahagia karena Kartini adalah orang yang bebas dan mempunyai pergaulan bebas. Sementara Hasan sudah terlanjur mengingkari ajaran agama dan tidak mengakui keberadaan Tuhan, tetapi dalam kejadian itu dia mulai sadar bahwa apa yang dilakukanya selama ini salah sehingga dia memutuskan untuk bercerai dengan Kartini dan pulang ke kampungnya untuk bertobat dan meminta maaf kepada ayahnya Kejadian tersebut mengajarkan pada kita bahwa kita harus pandai bergaul dengan orang lain dan jangan sampai kita salah pergaulan hingga pada akhirnya kita malah tersesat bahkan sampai mengingkari ajaran agama serta kita harus senantiasa berpegang teguh pada agama dan selalu meyakini dengan keberadaan Tuhan Semesta Alam. Nilai moral yang kedua adalah hendaknya kita mau memafkan kesalahan orang lain yang sudah bertobat. Jangan seperti tokoh ayah Hasan yang tidak mau memafkan kesalahan anaknya bahkan sampai ajal menjemputnya Manusia adalah tempat salah dan lupa. Setiap manusia pasti mempunyai kesalahan, tetapi suatu saat juga akan kembali ke jalan yang benar. Jika Tuhan saja maha pengampun, pengasih, dan penyayang, mengapa manusia tidak bisa, apalagi demi memaafkan anaknya sendiri.
  2. Novel ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan sastra Indonesia, karena kedudukanya dalam sastra Indonesia sangat penting, maka studi tentang penelitian novel ini masih sering dilakukan oleh para sarjana maupun peneliti, baik dalam bentuk buku, skripsi, artikel, dan bentuk karya yang lain.
  • Kelebihan & Kekurangan
Kelebihan :
  1. Bahasa yang digunakan dalam novel ini mudah dipahami dan dimengerti oleh pembaca.
  2. Novel ini menggunakan tiga sudut pandang sekaligus yang jarang dilakukan oleh penulis lainnya.
  3. Keseluruhan unsur tersebut sangat mendukung tema dan alur penceritaan tentang kepercayaan dan kesadaran diri tentang agama
Kekurangan :
  1. Terlalu mahal untuk Novel seukuran seperti itu.
  2. Bukunya sudah tidak terbit lagi, dan sekarang bukunya pun sangatlah tua jika itu ada.
  • Penutup
Novel Atheis Karya Achdiat Karta Mihardja, bila dilihat dari segi manfaatnya isi novel memang sangatlah bagus. Cerita - cerita yang religius dan mendidik akan menambah kekhasan dari buku ini. Namun Novel ini mungkin sudah tidak ada keberadaannya, sulit mencari karena sudah sangat lama.
 
 
 http://id.wikibooks.org/wiki/Resensi_Buku

RESENSI

Pengertian Resensi

Dalam bahasa Latin resensi atau recensie artinya "melihat kembali, menimbang atau menilai". Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia resensi memiliki arti pertimbangan atau pembicaraan tentang buku; ulasan buku. Tindakan meresensi memiliki arti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas atau mengkritik buku. Jadi, resensi ialah ulasan atau penilaian atau pembicaraan mengenai suatu karya sastra (cerpen, novel, drama/film, puisi).

Tujuan Resensi

  1. Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif (mendalam) tentang apa yang tampak dan terungkap dalam suatu karya.
  2. Memberikan gambaran kepada masyarakat apakah karya yang diresensi itu merupakan suatu karya yang bermutu atau tidak.
  3. Memberikan gambaran kepada masyarakat apakah buku itu layak untuk dibaca.

Unsur-unsur Resensi

Didalam sebuah resensi karya sastra terdapat dua macam unsur, yaitu:
  1. Unsur Intrinsik yaitu unsur yang membangun cerita karya sastra yang berasal dari dalam.
  2. Unsur Ekstrinsik yaitu unsur yang membangun cerita karya sastra yang berasal dari luar (kebalikan dari unsur intrinsik).

Unsur Intrinsik

  • Tokoh
Tokoh ialah Individu yang mengalami berbagai peristiwa didalam cerita. Jika dilihat dari peran tokoh dalam pengembangan plot dapat dibedakan menjadi tokoh utama dan tokoh pembantu, sedangkan jika dilihat dari fungsi penampilan tokoh dapat pula dibedakan kedalam tokoh protagonis dan tokoh antagonis.
  1. Tokoh Protagonis ialah tokoh yang memiliki watak tertentu dalam segi kebenaran (baik hati, jujur, setia, dll)
  2. Tokoh Antagonis ialah tokoh yang memiliki watak bertentangan dengan tokoh protagonis.
  3. Tokoh Tritagonis ialah tokoh yang selalu menjadi penengah, dan sering dimunculkan sebagai tokoh/orang ketiga.
  4. Tokoh Pembantu/peran pembantu/figuran ialah tokoh yang membantu cerita tokoh utama, posisinya bisa sebagai seorang pahlawan ataupun sebagai penentang tokoh utama.
  • Penokohan/Perwatakan
Yang dimaksud dengan penokohan ialah penggambaran tentang watak tokoh dalam suatu cerita karya sastra. Ada 3 cara yang dapata dilakukan untuk menggambarkan watak tokoh dalam cerita karya sastra, yaitu:
  1. Campuran ialah penggambaran watak tokoh melalui penggabungan cara analitik dan dramatik dengan tujuan untuk saling melengkapi.
  2. Analitik cara ini dilakukan pengarang untuk menggambarkan watak tokoh secara langsung. Contok: Siapa yang tidak mengenal Didi yang pintar dan selalu ceria. Meskipun secara fisik terlihat pendek namun sosoknya yang ramah dan baik hati kepada teman-temannya membuat dirinya menjadi panutan.
  3. Dramatik ialah cara pengarang untuk menggambarkan tokoh utama secara tersurat, dengan kata lain tidak langsung. Penokohan cara ini bisa melalui penggambaran temtat tinggal, percakapan/dialog antar tokoh, fisik, tingkah laku, komentar tokoh lain terhadap tokoh tertentu dan jalan pikiran tokoh.
Dibawah ini contoh paragraf yang menggambarkan tokoh dengan cara dramatik:
Penggambaran Tokoh Melalui Jalan Pikiran Tokoh.
Contoh :
Tatkala aku masuk sekolah MULO, demikian fasih lidahku dalam Bahasa Belanda sehingga orang yang hanya mendengarkanku berbicara dan tidak melihat aku, mengira bahwa aku anak Belanda. Aku pun bertambah lama bertambah percaya pula bahwa aku anak Belanda, sungguh hari-hari ini makin ditebalkan pula oleh tingkah laku orang tuaku yang berupaya sepenuh daya menyesuaikan diri dengan langgam lenggok orang Belanda.
Penggambaran Tokoh Melalui Tingkah Laku/Perilaku Tokoh.
Contoh :
Di siang yang terik itu dia berjalan sendiri. Dengan gontai ia gendong tas itu. Sesekali terlihat bahwa ia menegur dan bahkan bertanya kepada orang yang dilaluinya. Setiap selesai ia bertanya, ia selalu menganggukkan kepalanya sebagai tanda terima kasih.
Penggambaran Tokoh Melalui Dialog Antar Tokoh.
Contoh :
“Kupukul kau kalau tidak mau mengaku. Dengan cara apa lagi aku mendapatkan pengakuanmu.” …………….
  • Tema
Tema ialah suatu unsur dalam karya sastra yang menjadi pokok masalah/pokok pikiran dari pengarang melalui karyanya (jalan cerita).
  • Plot / Alur
Plot atau alur ialah jalan cerita atau rangkaian peristiwa dari awal sampai akhir. Rangkaian peristiwa ini disusun berdasarkan hukum kausalitas (hubungan yang menunjukkan sebab-akibat). Berdasarkan hubungan tersebut setiap cerita memiliki plot/alur cerita sebagai berikut :
  1. Tahapan perkenalan ialah tahap dimana permulaan suatu cerita dimulai dengan suatu kejadian, tetapi belum ada ketegangan. Di tahap ini berisi pengenalan tokoh, reaksi antar pelaku, penggambaran fisik dan penggambaran tempat).
  2. Menuju ketahap pertikaian ialah tahap dimana terjadinya pertentangan antar pelaku (awal mula pertentangan selanjutnya). Konflik dapat dibagi menjadi 2, yaitu: a). Konflik Internal ialah konflik yang terjadi dalam diri sang tokoh. b). Konflik Eksternal ialah konflik yang terjadi dari luar diri tokoh (konflik tokoh dengan tokoh, tokoh dengan lingkungan, tokoh dengan tuhan, dll).
  3. Komplikasi/tahap penanjakan konflik, ketegangan dirasakan mulai semakin berkembang dan rumit terjadi pada tahap ini (nasib pelaku semakin sulit diduga).
  4. Klimaks merupakan ketegangan yang semakin memuncak (perubahan nasib pelaku sudah mulai dapat diduga, kadang pula tidak terbukti pada akhir cerita).
  5. Penyelesaian, tahap akhir cerita pada bagian ini terdapat penjelasan mengenai nasib-nasib yang dialami para tokoh dalam cerita setelah mengalami konflik dalam cerita. Beberapa cerita terkadang menyerahkan penyelasaian kepada pembaca, sehingga akhir cerita seperti ini tak ada penyelesaian atau menggantung.
Plot dapat dibedakan menjadi dua macam jika dilihat dari segi keeratan hubungan anta peristiwa, yaitu:
  1. Plot Erat yaitu sebuah cerita yang memiliki plot erat jika hubungan antar peristiwa terjalin dengan rapat, sehingga tak ada satu peristiwa pun yang dapat dihilangkan.
  2. Plot Longgar yaitu jika hubungan antar peristiwa terjalin kurang erat dan jika ada salah satu jalan cerita yang dihilangkan maka penghilangan jalan cerita tersebut tidak akan mengganggu jalan cerita.
Berdasarkan jalan cerita plot dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
  1. Plot Ledakan yaitu plot yang akhir ceritanya mengejutkan dan tak terduga-duga.
  2. Plot Lembut yaitu plot yang akhir ceritanya berakhir tanpa adanya kejutan.
  3. Plot Campuran yaitu plot yang akhir cerita menggabungkan kedua plot sebelumnya (ledakan & lembbut).
Berdasarkan rangkaian peristiwanya plot dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
  1. Plot Maju, yaitu rangkaian peristiwa yang diceritakan mulai dari awal hingga akhir cerita.
  2. Plot Mundur/sorot balik/flash back, yaitu peristiwa-perisiwa yang menjadi bagian penutup diutarakan terlebih dahulu, baru menceritakan peristiwa-peristiwa pokok sebagai kenangan/masa lalau sang tokoh.
  3. Plot Campuran, yaitu peristiwa-peristiwa pokok diceritakan diawala lalu dilanjutkan dengan menceritakan peristiwa-peristiwa lama/ masa lalu tokoh sebagai sebuah kenangan, dan diakhiri dengan peristiwa-peristiwa pokok(masa kini).
Plot yang dilihat dari segi sifatnya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
  1. Plot Terbuka, yaitu akhir cerita yang dapat merangsang pembaca untuk mengembangkan jalan cerita.
  2. Plot Tertutup, yaitu akhir cerita yang tidak dapat merangsang pembaca untuk mengembangkan jalan cerita.
  3. Plot Campuran, yaitu penggabungan antara plot terbuka dan plot tertutup.
  • Gaya Bahasa
Gaya bahasa ialah cara pengarang dalam mengungkapkan ide/gagasan melalui cerita.
  • Sudut Pandang/Point Of View
Sudut pandang ialah posisi pengarang dalam sebuah cerita atau karya sastra. Posisi pengarang ini terbagi menjadi 2, yaitu:
  1. Pengarang berperan langsung sebagai tokoh utama.
  2. Pengarang hanya sebagai orang ketiga yang posisinya sebagai pengamat.
  • Amanat
Amanat ialah pesan/kesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui jalan cerita. Pesan dalam karya sastra bisa berupa, kritik, saran, harapan, usul, dll.
  • Latar/Setting
Latar ialah tempat dimana terjadinya kejadian/peristiwa dan waktu terjadinya sebuah peristiwa, latar juga menjelaskan segala keterangan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dakam plot cerita. Latar terbagi lagi menjadi beberapa unsur seperti dibawah ini:
  1. Latar Tempat ialah latar yang mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa dalam novel. Contoh : Kota, Pedesaan, dll.
  2. Latar Waktu ialah latar yang berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa. Contoh : masa kini, masa lalu, dll.
  3. Latar Sosial ialah latar yang mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat. Contoh : Kesederhanaan, keramahan, dll.
Didalam karya sastra latar berfungsi sebagai :
  1. Atmosfer atau Suasana merupakan latar yang lebih mudah dibicarakan daripada didefinisikan. Latar ini semacam aura rasa dan emosi yang ditimbulkan penulis melalui tulisannya, agar membantu terciptanya ekspektasi pembaca.
  2. Latar Tempat sebagai Elemen Dominan, latar tempat memiliki peran penting dalam karya sastra. Latar tempat menjadi unsur netral atau spiritual dalam sebuah tempat tertentu. Termasuk dalam fiksi jenis ini: Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang berbicara tentang Belitong pada zaman Orde Baru.
  3. Latar Waktu sebagai Elemen Dominan, dalam karya sastra ada yang menggunakan elemen waktu sebagai unsur yang dominan. Fungsi latar ini terjadi terutama pada karya sastra yang berlatar sejarah. Tidak hanya waktu yang menjadi unsur utama yang terlibat. Ada unsur-unsur nilai dalam waktu, misalnya unsur nilai dalam masa kemerdekaan, masa Orde Baru, dsb.
  4. Metafora, artinya jika latar spiritual ialah unsur latar yang secara spiritual memberi efek nilai pada karya sastra, maka fungsi latar ini adalah fungsi eksternal yang tidak secara langsung (eksplisit) berpengaruh pada cerita. Sebagai metafora, latar menghadirkan suasana yang secara tidak langsung menggambarkan nasib tokoh.
Contoh :
Pohon-pohon kelapa itu tumbuh di tanah lereng di antara pepohonan lain yang rapat dan rimbun. Kemiringan lereng membuat pemandangan seberang lembah itu seperti lukisan alam gaya klasik Bali yang terpapar di dinding langit. Selain pohon kelapa yang memberi kesan lembut, batang sengon yang lurus dan langsing menjadi garis-garis tegak berwarna putih dan kuat. Ada beberapa pohon aren dengan daun mudanya yang mulai mekar; kuning dan segar. Ada pucuk pohon jengkol yang berwarna coklat kemerahan, ada bunga bungur yang ungu berdekatan dengan pohon dadap dengan kembangnya yang benar-benar merah. Dan batang-batang jambe rowe, sejenis pinang dengan buahnya yang bulat dan lebih besar, memberi kesan purba pada lukisan yang terpajang di sana. Dalam sapuan hujan panorama di seberang lembah itu terlihat agak samar. Namun cuaca pada musim pancaroba sering kali mendadak berubah. Lihatlah, sementara hujan tetap turun dan angin makin kencang bertiup tiba-tiba awan tersibak dan sinar matahari langsung menerpa dari barat. Pohon-pohon kelapa digambarkan dengan indah dalam sebuah ekosistem yang padu. Namun kemudian digambarkan dalam suasana yang mengerikan dengan keadaan yang tidak menentu. Sekilas latar ini hanya latar netral yang tidak melambangkan apa-apa. Kemudian diketahui bahwa tokoh utama Lasi yang hidupnya bahagia dalam kesederhanaan mulai masuk dalam ketidakpastian setelah kecelakaan yang menimpa Darsa.

Unsur Ekstrinsik

  • Latar belakang kehidupan pengarang.
  • Pandangan hidup pengarang.
  • Situasi sosial, Budaya yang melatarbelakangi lahirnya karya sastra tersebut.

Beberapa Hal yang Terdapat Dalam Resensi

Dibawah ini terdapat beberapa hal yang terdapat di dalam sebuah resensi karya sastra :
  1. Judul Resensi
  2. Data/Identitas Karya Sastra
  3. Isi Resensi
  4. Kekurangan & Kelebihan
  5. Penutup
Terdapat perbedaan saat pemuatan data/identitas karya sastra yang diresensi, seperti pada resensi buku data yang tercantum ialah seperti berikut ini: judul buku, penulis & penerjemah (jika buku itu berupa terjemahan dari bahasa asing), nama penerbit, cetakan, tahun terbit, tebal buku & jumlah halaman. Pada drama/film maka data untuk resensinya adalah berupa: judul drama/film, penulis, sutradara, genre, pemain, penyunting & penerjemah, tahun terbit, penerbit.

Contoh Resensi

Resensi Buku
Resensi Film
Resensi Cerpen


 http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Resensi

SAJAK

Sepintas Lalu

By Setya Huda Mustaqim

Malam yang ramai dengan seribu riuh rendahnya
Mataku tak bisa fokus dengan apa yang baru dimulainya
Kesana kemari mencari sesuatu yang tak ku tahu apa sebenarnya

Aku terdiam.. Ketika aku melihatnya dengan jilbab hijau mudanya
Berjalan pelan ia di sana, tersenyum dan tertawa
Seolah tak ingin menatap langsung ia kepadaku

Aku meragu
Sekujur tubuhku bergetar tak tentu
Berpaling aku dan memulai sesuatu yang lain
Hanya sekedar untuk menyembunyikan perasaan yang sedang ku rasakan

Sesekali aku mencoba berpaling melihatnya
Berpura-pura mencari sesuatu di arahnya
Mungkin waktunya belum tepat, aku tak pernah berhasil menatap matanya

Ia mulai semakin mendekat
Aku semakin meragu, aku berpaling kembali
Sembunyikan perasaan canggung itu
Aku tidak ingin ia tahu bahwa aku menunggunya lebih dekat
Hingga ia menyapaku terlebih dahulu

Sedetik dua detik lama aku menunggu kata sapa darinya
Tak kunjung jua kudengar
Ku biaskan maluku, aku berpaling seutuhnya ke tempat di mana ia berada
Namun yang kutemui hanya jejak langkahnya
Yang perlahan beranjak pergi
Meninggalkan aku sendiri dalam sepi
Di keramaian ini...
==
Aku diam menyesali tingkahku
Hingga dering ponsel membuyarkan lamunanku

Aq plg kan tapi maaf ya tadi gk negur sampean ya:-)
Seketika kemudian aku tersenyum dalam diamku

 http://theangleofheaven.blogspot.com/2013/05/sepintas-lalu.html

PUISI

SAHABAT
Oleh Miftahul Masail
 
Sahabat...
dengan katamu kau hibur sedihku
dengan sendirimu kau temani sepiku
dengan keinginanmu tuk dapat bersamaku
dengan hadirmu kau bawa aku dengan ceritamu

Sahabat...
semua ada tuk bersama
semua ada tuk semakin setia
semua ada tuk saling percaya
semua ada kita tuk selamannya

Sahabat...
perasaanmu kau berikan padaku
perasaanmu kau buka dengan sayapmu
perasaanmu kau tunjukkan selagi kau mampu
perasaanmu dinanti sahabat sahabatmu

Sahabat...
hamparan rumput tak bisa memisahkan dunia yang kau bawa
meski kemarau menyimpan haus dirongga dadanya
dan banjir tak mampu mengusik kejalan terang yang ditemukannya
untuk sahabatmu yang selamanya ada di hati dan pikiranmu
denganmu aku mengenal...

Kau adalah sahabatku...
dan segalanya mencerminkanmu
menitipkan seribu pesan yang indah untukku


 http://www.lokerpuisi.web.id/2013/06/sahabat-oleh-miftahul-masail.html

PROPOSAL

Judul : “Pengaruh Pendapatan dan Harga terhadap Permintaan Kredit Motor PT Bussan Auto Finance”


BAB I
PENDAHULUAN


1.1              LATAR BELAKANG

Perkembangan industri kendaraan sepeda rmotor nasional menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan. Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (GAIKINDO) dan Asosiasi Indistri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menunjukan jumlah pengguna sepeda motpor di Indonesia terus meningkat, hal ini dapat terlihat dari data pada tabel dibawah ini :

Tahun
Jumlah Sepeda Motor
2005
28.531.831
2006
32.528.758
20007
41.955.128
2008
47.683.681
2009
52.767.093
2010
61.078.188
2011
68.839.341

Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa jumlah populasi sepeda motor di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini seiring dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat akan sarana transportasi ymemadai yang dipicu oleh perkembangan jaman yang menuntut manusia untuk bisa bergerak lebih mudah dan lebih cepat mencapai tujuan dalam aktivitas kesehariannya.
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memproyeksikan pertumbuhan volume kendaraan sepeda motor selama tahun 2012 sebesar 12% atau mencapai 9,5 jutaan. Presiden AISI Gunadi Sindhuwinata mengatakan, pasar sepeda motor nasional akan terus meningkat dengan kenaikan 12,5 – 15 persen. Menurut beliau perkembangan otomotif sepeda motor memasuki tahun 2013 ini semakin berkembang pesat. Kondisi tersebut  didorong oleh pertumbuhan ekonomi, pendapatan masyarakat dan daya beli masyarakat yang meningkat.
Setiap sudut jalan, motor selalu mendominasi disamping kendaraan roda empat. Kendati menimbulkan kemacetan dengan perkembangan tersebut, namun hal itu merupakan perkembangan yang sangat baik. Hal itu disampaikan langsung oleh Dahlan Iskan yang menjabat sebagai Menteri BUMN. Beliau menyatakan, tahun 2011 lalu menjadi barometer perkembangan dunia otomotif roda dua. Dengan demikian, status ekonomi masyarakat Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Awalnya masuk kategori menengah kebawah, kini mulai bergeser pada posisi menengah. Selain itu, saat ini siapapun dan dari kalangan manapun mampu memiliki motor baru walaupun dengan cara kredit.
Faktor yang menyebabkan volume sepeda motor di Indonesia semakin bertambah, adalah karena kebutuhan masyarakat terhadap transportasi yang satu ini juga mengalami peningkatan. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor, antara lain :
  1. Sepeda motor merupakan sarana transportasi yang murah dan terjangkau
  2. Banyaknya dealer yg menawarkan kemudahan untuk memiliki sepeda motor
  3. Banyaknya lembaga pembiayaan yang memberikan kemudahan kredit kepemilikan sepeda motor
  4. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa sepeda motor adalah salah satu alternatif mengatasi kemacetan lalu lintas

Tingkat konsumsi masyarakat mengalami perkembangan setiap tahunnya sejalan dengan tingkat penyaluran kredit konsumsi yang terus mengalami peningkatan dan kredit motor merupakan salah satu jenis kredit konsumsi yang sedang berkembang di masyarakat.
Tingginya penjualan motor ini, tidak lepas dari peranan lembaga pembiayaan karena masyarakat dapat memiliki kendaraan bermotor secara kredit dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan. Peranan lembaga pembiayaan (bank dan non-bank), jelas makin mempercepat masyarakat untuk mendapatkan motor. Tercatat, hampir seluruh lembaga keuangan menawarkan jasa kredit kendaraan bermotor (KKB). Di kredit kendaraan bermotor, penyaluran kredit sepeda motor lebih melesat dibandingkan roda empat beberapa tahun terakhir. ( Berita harian Kompas, Jakarta )
Meningkatnya permintaan pembelian sepeda motor secara kredit membuat peranan lembaga keuangan bank dan non bank  untuk membuat terobosan baru di dalam usaha untuk memenuhi keinginan masyarakat yaitu dengan cara  memberikan kredit pembelian sepeda motor dengan berbagai syarat yang memberikan kemudahan kepada masyarakat yang ingin mengajukan kredit sepeda motor. Saat ini dari sekitar 194 perusahaan multifinance sebagian besar bergerak di sektor pembiayaan kendaraan bermotor, dan sebagian kecil pada pembiayaan konsumsi lainnya. (Berita harian Kompas, Jakarta)
Saat ini terdapat kemudahan bagi rumah tangga untuk membeli sepeda motor dengan jalur kredit. Hal itu dapat dilihat dengan padatnya jalan raya oleh sepeda motor dan iklan-iklan dealer penjualan sepeda motor yang menawarkan memberikan kemudahan pembelian melalui jalur kredit dengan syarat yang sederhana.
Lembaga pembiayaan baik dari bank dan non bank semakin agresif dalam memberikan kredit untuk kepemilikan kendaraan bermotor. Dengan semakin mudahnya persyaratan kredit tersebut, maka semakin banyak orang yang tertarik untuk membeli sepeda motor dengan sistem kredit.
Dengan melihat kondisi di atas maka penulis akan melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang memengaruhi permintaan kredit sepeda motor dengan judul “PENGARUH PENDAPATAN DAN SUKU BUNGA TERHADAP PERMINTAAN KREDIT SEPEDA MOTOR”

1.2       PERUMUSAN MASALAH
  1. Apakah pendapatan berpengaruh terhadap permintaan kredit motor ?
  2. Apakah suku bunga berpengaruh terhadap permintaan kredit motor ?
  3. Berapa besar pengaruh yang diberikan variabel pendapatan dan suku bunga terhadap permintaan kredit motor  ?

1.3    PEMBATASAN MASALAH
Penelitian ini dibatasi objek penelitian hanya pada konsumen yang mengajukan kredit di PT.Daya Motor di Diponegoro, pokok permasalahan yang akan dikaji yaitu mengenai pengaruh pendapatan dan suku bunga terhadap permintaan kredit

1.4     TUJUAN PENELITIAN
  1. Mengetahui  apakah pendapatan berpengaruh terhadap permintaan kredit motor
  2. Mengetahui  suku bunga berpengaruh terhadap permintaan kredit motor
  3. Mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan variabel pendapatan dan suku bunga terhadap permintaan kredit motor

1.5   MANFAAT PENELITIAN
Terdapat kegunaan Teoritis dan Praktis dari penelitian ini, yaitu :

  1. Kegunaan Teoritis
Memberikan pengetahuan bagi penulis, mahasiswa, organisasi dan masyarakat mengenai kredit dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

  1. Kegunaan Praktis
Secara umun kegunaan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendapatan dan tingkat suku bunga terhadap permintaan kredit motor


1.5.1        METODE PENELITIAN

1.6.1    Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada konsumen yang mengajukan kredit sepeda motor di PT. Bussan Auto Finance.


1.6.2    Jenis dan sumber data
1.         Jenis Data
a.          Data kuantitatif adalah hasil tabulasi data kuesioner yang dibagikan kepada konsumen yang mengajukan kredit sepeda motor di PT. Bussan Auto Finance.
b.         Data kualitatif adalah gambaran umum mengenai permintaan kredit

2.         Sumber Data
a.          Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari para responden yang berupa jawaban-jawaban dari kuesioner yang disebarkan.
b.         Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil publikasi media massa dan berbagai catatan-catatan, dokumen-dokumen  dan informasi yang dieroleh dari PT Bussan Auto Finance, buku, surat kabar dan internet untuk mendukung penelitian ini.

1.6.3    Variabel penelitian
Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu :
X1       : Pendapatan
X2       : Suku bunga

1.6.4    Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan tertulis (kuesioner) untuk mendapatkan data primer kepada responden yaitu konsumen yang mengajukan kredit di PT Bussan Auto Finance.

1.6.5    Alat analisis data
Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Regresi Linear Berganda.

1.7       HIPOTESIS

Hipotesis atau dugaan sementara yang diajukan dalam penelitian ini yaitu :

Ho = 0, tidak ada pengaruh dari pendapatan dan suku bunga terhadap permintaan kredit sepeda motor
Ha ≠ 0, ada pengaruh dari pendapatan dan suku bunga terhadap permintaan kredit sepeda motor.



BAB II
LANDASAN TEORI


2.1       TEORI DASAR PEMIKIRAN
Kredit kepemilikan kendaraan bermotor adalah adalah kredit yang tujuannya untuk membiayai pembelian mobil / motor dimana sumber pembayaran kreditnya berasal dari pendapatan pemohon yang dapat diajukan baik secara perorangan maupun instansi, dengan maksimum pembiayaan hingga 70% dengan jaminan BPKB mobil / motor yang dibeli.

2.1.1    TEORI DASAR PERMINTAAN
Permintaan adalah jumlah barang yang ingin diminta pada pada berbagai harga (keseluruhan harga) dan hukum dari permintaan itu adalah jika harga barang itu naik maka permintaan turun dan jika harga barang turun maka permintaan akan harga barang tersebut akan naik (Sukirno, 2001: 77). Permintaan adalah Jumlah produk yang akan dijual kepada konsumen dengan harga yang bervariasi. Jika harga yang ditetapkan atas produk yang ditawarkan mahal maka permintaan akan rendah, demikian pula sebaliknya, sedangkan kuantitas yang diminta adalah Jumlah produk yang akan dibeli rumah tangga dalam 1 periode tertentu jika rumah tangga tersebut dapat membeli semua yang diinginkan dengan harga pasar terkini (Machfoedz, 2002: 81). Di dalam permintaan ada beberapa hal yang mempengaruhi tinggi rendahnya permintaan itu sendiri, antara lain pendapatan dan harga. Pengaruh pendapatan konsumen dan kuantitas komoditas yang diminta dapat positif dapat pula negative, tergantung pada jenis komoditas dan tingkat pendapatan konsumen jika sebagian besar konsumen menilai suatu komoditas sebagai bermutu rendah, maka permintaan mereka akan berkurang bila ada kenaikan tingkat penghasilan. Namun bila komoditas itu bermutu baik, maka permintaan atas komoditas tersebut akan meningkat jumlahnya Soeharto (2002:35). Selain pendapatan yang dapat mempengaruhi tingkat permintaan suatu barang ataupun jasa, harga juga menjadi salah satu pertimbangan untuk membeli suatu barang atau memanfaatkan jasa, harga mengkoordinasikan keputusan-keputusan para produsen dan konsumen dalam sebuah pasar (Samuelson dan Nordhaus, 2003: 29). Harga-harga yang lebih tinggi cenderung mengurangi pembelian konsumen dan mendorong produksi. Harga-harga yang lebih rendah mendorong konsumsi dan menghambat produksi. Harga adalah roda penyeimbang dari mekanisme pasar.


2.1.1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan (Demand)

Faktor-Faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan yaitu :
  1. konsumen / selera konsumen
  1. Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap
  1. Pendapatan/penghasilan konsumen
  1. Perkiraan harga di masa depan
  1. Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen


2.1.2    TEORI DASAR KREDIT

2.1.2.1 Pengertian Kredit

Menurut asal katanya, kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit maka berarti mereka memperoleh kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali.
Kredit adalah pemberian yang kontra prestasinya akan terjadi pada waktu yang akan datang. Kredit adalah penyediaan yang ditulis antara lain disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjaman antara pihak bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban hutang setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang ditetapkan (Hadi Widjaja, 1990:4).
Pengertian kredit secara yuridis dapat dilihat pada Undang–Undang No.10 Tahun 1998 Pasal I Ayat 11 tentang perbankan, bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberi bunga.


2.1.2.2 Fungsi Kredit

Kredit pada dasarnya merupakan pemenuhan jasa untuk melayani kebutuhan masyarakat untuk mendorong dan melancarkan proses perdagangan, melancarkan dan mendorong produksi, jasa-jasa, dan konsumsi. Jika dijabarkan dengan lebih terinci fungsi dari kredit adalah sebagai berikut (Risdwianto, 2004) :

1. Kredit digunakan untuk memajukan arus tukar menukar barang-barang dan jasa.

2. Kredit dapat digunakan untuk mengubah dana yang tidak produktif menjadi dana yang produktif.

3. Kredit sebagai alat pengendalian harga. Peningkatan jumlah uang yang
beredar pada masyarakat dapat dilakukan dengan mempermudah dan
mempermurah pemberian kredit kepada masyarakat.

4. Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan utilitas dari potensi-potensi ekonomi yang ada.


2.1.2.3 Unsur-Unsur Kredit

Unsur-unsur kredit (Muljono 2001) yaitu :

  1. Waktu yang menyatakan bahwa ada jarak antara saat persetujuan pemberian kredit dan pelunasannya.
  2. Kepercayaan yang melandasi pemberian kredit oleh pihak kreditur kepada debitur, bahwa setelah jangka waktu tertentu debitur akan mengembalikan sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.
  3. Penyerahan yang menyatakan bahwa pihak kreditur menyerahkan nilai ekonomi kepada debitur yang harus dikembalikan setelah jatuh tempo.
  4. Risiko yang menyatakan bahwa pihak kreditur menyerahkan adanya risiko yang mungkin timbul sepanjang jarak antara saat memberikan dan pelunasannya.
  5. Persetujuan dan perjanjian yang menyatakan bahwa antara kreditur dan debitur terdapat suatu persetujuan dan dibuktikan dengan suatu perjanjian.

2.1.2.4 Jenis-Jenis Kredit

Produk bank dari sisi aktiva adalah perkreditan. Kredit-kredit yang
termasuk produk bank diantaranya (Dendawijaya, 2001) adalah sebagai berikut:

1. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah kredit
(debitor) untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan debitur.

2. Kredit investasi, yaitu yang diberikan kepada nasabah kredit (debitor) untuk membiayai pembelian barang modal (investasi)

3. Kredit konsumsi, yaitu fasilitas kredit yang diberikan bank kepada debitor untuk keperluan pembelian barang-barang konsumsi yang diperlukan debitor.

Berdasarkan tujuan penggunaannya kredit dibagi menjadi dua jenis (Risdwianto, 2004) yaitu :

a. Kredit konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian barang-barang atau jasa-jasa yang dapat memberikan kepuasan langsung kepada konsumen. Jenis kredit ini digunakan untuk membiayai hal-hal yang bersifat konsumtif misalnya kredit perumahan, kredit pembiayaan serta kredit untuk membeli makanan dan pakaian. Secara tidak langsung kredit konsumtif akan memberikan efek produktif dengan cara meningkatkan produksi dari barang atau jasa yang dibeli oleh peminjam.

b. Kredit produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang
produktif. Kredit ini dipakai untuk membeli barang-barang modal tetap. Sedangkan kredit modal kerja digunakan untuk membiayai kebutuhan modal lancar yang biasanya habis dalam satu kali atau beberapa kali proses produksi.


2.1.2.5 Jangka Waktu Kredit

Jangka waktu kredit dapat dibagi menjadi tiga (Djinarto,2000) yaitu :

a. Kredit jangka pendek, merupakan kredit yang waktu pembayarannya
maksimal satu tahun.

b. Kredit jangka menengah, merupakan kredit yang jangka waktu
pembayarannya antara satu sampai tiga tahun.


2.1.2.6 Siklus Perkreditan

Siklus perkreditan (Dendawijaya, 2001) dimulai sejak pengajuan permohonan kredit hingga akhirnya disetujui. Tahap-tahap dalam pemberian kredit meliputi :

1. Permohonan kredit
2. Analisis kredit
3. Persetujuan kredit
4. Perjanjian kredit
5. Pencairan kredit
6. Pengawasan Kredit
7. Pelunasan kredit


2.1.2.7 Resiko Kredit

Resiko sangat erat berkaitan dengan usaha untuk memaksimalkan hasil yang didapat dari setiap kegiatan. Resiko ini dapat berupa keuntungan maupun kerugian. Dalam penelitian ini difokuskan kepada resiko kredit. Penyaluran kredit meski dijalankan sesuai prosedur masih memiliki resiko. Resiko dalam penyaluran kredit yang biasa terjadi adalah ketidaksimetrisan informasi (asymetric information) antara pemilik dana (kreditur) dan peminjam dana (debitur). Mishkin (2001) menggolongkan asymetric information dalam dua hal yaitu adserve selection dan moral hazard, kedua hal tersebut merupakan kesalahan penyaluran dan penggunaan kredit yang akan merugikan kreditur dikemudian hari, jika tidak memberikan kredit secara hati-hati (prudent).  Asymetric information merupakan aspek penting dalam pasar keuangan.
Adserve selection adalah masalah penyaluran kredit sebelum transaksi dilakukan. Masalah ini timbul karena pihak kreditur tidak akan melakukan penyaringan calon debitur secara baik dan benar. Pada umumnya calon debitur akan melakukan segala cara menutupi riwayat keuangan yang buruk. Membuat kreditur melihat sisi terluar dari debitur yang sudah dipoles, namun belum tentu baik didalam. Ini membuat debitur yang tidak baik dengan riwayat keuangan yang buruk akan mudah memperoleh dana, namun akan sulit saat pengembalian. Perilaku yang dilakukan oleh debitur ini tentu akan merugikan kreditur.
Masalah lain dalam asymetric information adalah moral hazard. Masalah penyaluran kredit setelah kontrak terkait dengan penggunaan dana pinjaman oleh debitur. Debitur melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai kontrak yang penuh dengan resiko yang akan membahayakan keuangan debitur, kemudian menimbulkan kerugian pada pihak kreditur. Hal ini terjadi karena debitur merasa bahwa akan menanggung kerugian terbesar atas tindakannya adalah kreditur

2.1.3    PENDAPATAN

Pendapatan adalah penerimaan tingkat hidup dalam satuan rupiah yang dapat dinikmati seorang individu atau keluarga yang didasarkan atas penghasilannya atau sumber-sumber pendapatan lain.
Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan. (Sukirno, 2006:47)

2.1.3.1 Klasifikasi Pendapatan

Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain:

1) Pendapatan pribadi, yaitu; semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu Negara.
2) Pendapatan disposibel, yaitu; pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.
3) Pendapatan nasional, yaitu; nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan oleh suatu Negara dalam satu tahun.

Dalam bisnis, pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran. Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa  perusahaan tersebut.
Penghasilan atau pendapatan merupakan hal ataupun masalah yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, karena pendapatan dapat mempengaruhi pola hidup seseorang. Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat suatu negara menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara tersebut. Jika pendapatan masyarakat suatu negara tinggi maka tingkat kesejahteraan masyarakat negara tersebut akan tinggi dan begitu sebaliknya, hal ini juga berlaku pada suatu rumah tangga.  Pada kredit sepeda motor pendapatan atau penghasilan menjadi salah satu faktor penting sebagai syarat melakukan permintaan kredit.
Pendapatan masyarakat yang digunakan untuk mengembalikan kredit, harus jelas dan riil. Pendapatan masyarakat tersebut sebagai sumber penghasilan dari berbagai macam mata pekerjaan, seperti pegawai negeri, wiraswasta, petani, pengusaha dan pengrajin.

2.1.4    SUKU BUNGA

Bunga adalah harga dari dana yang dapat disalurkan dalam bentuk pinjaman. (Boediono, 2002)

Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.

Suku bunga merupakan sejumlah rupiah yang dibayar akibat telah mempergunakan dana sebagai balas jasa. Perubahan suku bunga merupakan perubahan dalam permintaan uang (kredit).

Suku bunga adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. (Sunariyah, 2004:80)

Suku bunga dapat dibedakan menjadi dua yaitu suku bunga nominal dan suku bunga riil. Dimana suku bunga nominal adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan kembali dengan jumlah uang yang dipinjam. Sedang suku bunga riil lebih menekankan pada rasio daya beli uang yang dibayarkan kembali terhadap daya beli uang yang dipinjam. Suku bunga riil adalah selisih antara suku bunga nominal dengan laju inflasi. (Lipsey, Ragan, dan Courant, 1997 : 99-100)


2.1.4.1 Fungsi Suku Bunga

Fungsi suku bunga (Sunariyah, 2004:81) adalah :

  1. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.
  2. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.
  3. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.

2.1.4.2 Unsur-Unsur Suku Bunga :
  1. Syarat atau jatuh tempo. Beberapa pinjaman mempunyai syarat jatuh tempo- panjangnya waktu sampai pinjaman harus dilunasi yang berbeda. pinjaman terpendek adalah pinjaman satu malam. Sebagai contoh, sebuah bank meminjamkan dana kepada perusahaan yang memperkirakan akan memperoleh pembayaran pada hari berikutnya. Surat-surat berharga jangka pendek biasanya mempunyai periode sampai dengan satu tahun.
  1. Risiko. Ada pinjaman yang pada hakekatnya tidak memiliki risiko, sementara lainnya sangat bersifat spekulatif. Para investor biasanya mengharuskan pembayaran premi pada saat mereka melakukan investasi yang berisiko.
  2. Likuiditas. Aktiva akan disebut “likuid’ apabila ia dapat ditukarkan dengan kas secara cepat dan hanya menimbulkan kerugian nilai yang sedikit.
  3. Biaya-biaya administrasi. Waktu serta ketelitian yang diperlukan untuk administrasi berbagai jenis pinjaman, sangatlah berbeda. Beberapa pinjaman hanya memerlukan pemeriksaan pembayaran bunga secara periodik.


2.2       KAJIAN PENELITIAN SEJENIS

2.2.1    Penelitian yang telah dilakukan oleh  Amzal Ridho M  dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KREDIT ELEKTRONIK (STUDI KASUS PT. ADIRA QUANTUM MULTIFINANCE CABANG PEKANBARU)” Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian yang menggunakan alat analisis regresi berganda dengan jumlah jumlah sample sebanyak 100 responden menyimpulkan bahwa tingkat atau besarnya pendapatan yang diterima oleh masyarakat, suku bunga kredit yang diberikan merupakan faktor utama yang mempengaruhi masyarakat Kota Pekanbaru untuk melakukan permintaan kredit elektronik melalui PT. Adira Quantum Multifinance Pekanbaru, sedangkan prosedur pengajuan kredit, lokasi pembayaran angsuran menjadi faktor pendukung yang mempengaruhi masyarakat Kota Pekanbaru untuk melakukan permintaan kredit elektronik melalui PT. Adira Quantum Multifinance Pekanbaru.

2.2.2    Penelitian yang telah dilakukan oleh Ni Nyoman Aryaningsih dengan judul  “PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI DAN JUMLAH PENGHASILAN TERHADAP PERMINTAAN KREDIT DI PT BPD CABANG PEMBANTU KEDIRI” dengan jumlah sample sebanyak 100 orang bahwa berdasarkan hasil temuan dalam penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

Pertama, perhitungan analisis regresi linier berganda secara parsial diperoleh nilai koefisien regresi suku bunga terhadap permintaan kredit sebesar 0,659 (65,9%) ini berarti suku bunga berpengaruh terhadap permintaan kredit sebesar 65, 9% sisanya sekitar 34,1% dipengaruhi oleh variabel lain. Namun dari uji t suku bunga tidak berpengaruh secara parsial terhadap permintaan kredit.
Kedua, perhitungan analisis regresi linier berganda secara parsial diperoleh nilai koefisien regresi inflasi terhadap permintaan kredit sebesar 0,475 (47,5%). Sisanya sekitar 52,5% permintaan kredit dipengaruhi oleh variabel lain. Dari hasil perhitungan dengan uji t variabel inflasi secara partial tidak berpengaruh banyak terhadap permintaan kredit.
Ketiga, perhitungan analisis regresi linier berganda secara parsial diperoleh nilai koefisien pengaruh penghasilan terhadap permintaan kredit sebesar 0,739 (73,9%). Ini berarti penghasilan berpengaruh sebesar 73,9% Sisanya sekitar 26,1% dipengaruhi oleh variabel lain.
Keempat, Hasil perhitungan analisis regresi berganda secara parsial diperoleh nilai koefisien regresi suku bunga terhadap permintaan kredit sebesar 0,659 (65,9%). Ini berarti suku bunga berpengaruh terhadap permintaan kredit sebesar 65,9%, sisanya sekitar 34,1% dipengaruhi oleh variable lain.


2.1.1        ALAT  ANALISIS DATA

Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Linear Berganda. Analisis Regresi Berganda digunakan untuk mengadakan prediksi nilai dari variabel terikat yaitu permintaan kredit sepeda motor pada PT Daya Motor (Y) dengan ikut memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas, yaitu Pendapatan ( )  dan Suku Bunga ( ) sehingga dapat diketahui pengaruh positif atau negatif dari faktor-faktor Suku Bunga dan Pendapatan terhadap  Permintaan kredit sepeda motor pada PT Bussan Auto Finance. Analisis regresi Linear berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS (Statistic Product And Service Solution). Adapun model persamaan yang digunakan (Sugiyono, 2005:211)  adalah:

Y = a +   b1.x1   +   b2.x2 + e

Di mana:
Y         = Permintaan kredit sepeda motor
a          = Konstanta
    b1    = Koefisien (x1 ) 
 x1       = Pendapatan
   b2      = Koefisien (x2 )
    x2     = Suku bunga
e           = Standar error

2.4       KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

PERMINTAAN KREDIT
(Y1)
PENDAPATAN
(X1)
SUKU BUNGA
(X2)
2.5       HIPOTESIS
Hipotesis atau dugaan sementara yang diajukan dalam penelitian ini yaitu :

Ho = 0, tidak ada pengaruh dari pendapatan dan suku bunga terhadap permintaan kredit sepeda motor
Ha ≠ 0, ada pengaruh dari pendapatan dan suku bunga terhadap permintaan kredit sepeda motor.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1       OBJEK PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada konsumen yang mengajukan kredit sepeda motor di PT. Daya Motor cabang Diponegoro.

3.2       BATASAN OPERASIONAL VARIABEL

Penelitian yang dilakukan peneliti terbatas pada faktor-faktor sebagai berikut:

a. Suku Bunga
b. Pendapatan

Penelitian yang dilakukan peneliti juga terbatas pada konsumen yang mengajukan kredit sepeda motor di PT Bussan Auto Finance.

3.3       IDENTIFIKASI VARIABEL

Penelitian ini memiliki 3 (tiga) variabel. Ketiga variabel tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu variabel terikat (dependent variable, Y) dan variabel bebas (independent variable, X) . Bagian variabel tersebut yaitu :

  1. Bagian pertama yaitu variabel terikat (dependent variable, Yi) adalah Permintaan Kredit Sepeda Motor

b. Bagian kedua yang merupakan variabel bebas (independent variable,Xi)  meliputi:
1) Suku bunga
2) Pendapatan


3.4       WAKTU & TEMPAT

Peneliti melakukan penelitian pada PT Bussan Auto Finance yang berlokasi di Jalan Diponegoro. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret sampai dengan Juni 2013.
3.5       POPULASI & SAMPEL

a. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah konsumen yang mengajukan kredit sepeda motor diPT Bussan Auto Finance selama bulan Maret 2013 yaitu sebanyak 510 konsumen

b. Sampel
Sampel diambil dengan metode purposive sampling yaitu 10% dari populasi. Jumlah ini dianggap sudah representatif untuk mewakili populasi (Gay dalam Umar, 2000:79), sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 51 responden


3.2       DATA & SUMBER DATA

1.         JENIS DATA
a.          Data kuantitatif adalah hasil tabulasi data kuesioner yang dibagikan kepada konsumen yang mengajukan kredit sepeda motor di PT Bussan Auto Finance.
b.         Data kualitatif adalah gambaran umum mengenai permintaan kredit

2.         SUMBER DATA
a.          Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari para responden yang berupa jawaban-jawaban dari kuesioner yang disebarkan.
b.         Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil publikasi media massa dan berbagai catatan-catatan, dokumen-dokumen  dan informasi yang dieroleh dari PT Bussan Auto Finance, buku, surat kabar dan internet untuk mendukung penelitian ini.

3.4       TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan tertulis (kuesioner) untuk mendapatkan data primer kepada responden yaitu konsumen yang mengajukan kredit di PT Bussan Auto Finance.

3.5       UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono, 2005:109). Pengujian validitas menggunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya, dan bila nilai korelasinya positif dan r hitung ≥ 0,3 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama, dan bila koefisien korelasi (r) positif dan signifikan, maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel.

3.5       ALAT  ANALISIS DATA
Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Berganda. Analisis Regresi Berganda digunakan untuk mengadakan prediksi nilai dari variabel terikat yaitu permintaan kredit sepeda motor pada PT Daya Motor (Y) dengan ikut memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas, yaitu Suku Bunga ()  dan Pendapatan () sehingga dapat diketahui pengaruh positif atau negatif dari faktor-faktor Suku Bunga dan Pendapatan terhadap Permintaan kredit sepeda motor pada PT Daya Motor. Analisis regresi Linear berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS (Statistic Product And Service Solution).

Adapun model persamaan yang digunakan (Sugiyono, 2005:211)  adalah:

Y = a + b1.x1   + b2.x2   + e

Y         = Permintaan kredit sepeda motor
a          = Konstanta
  b1      = Koefisien (x1) 
   x1     = Pendapatan
     b2    = Koefisien (x2)
  x2       = Suku bunga
e           = Standar error


3.6       UJI DETERMINASI (R2)

Determinasi (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu Suku Bunga ()  dan Pendapatan () terhadap variabel terikat yaitu permintaan kredit sepeda motor (Y) . Determinan (R2) mendekati satu (1) berarti pengaruh variabel bebas besar terhadap variabel terikat. R2 mendekati nol (0) berarti pengaruh varibel bebas terhadap variabel terikat adalah kecil.


3.7       Uji-F (uji secara serentak)

Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Ho : b1 = b2 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X1, X2) yaitu berupa variabel pendapatan dan suku bunga terhadap permintaan kredit sepeda motor (Y).

Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X1, X2) yaitu berupa variabel pendapatan dan suku bunga terhadap permintaan kredit sepeda motor (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan:
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5 %
Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5 %,
atau nilai signifikansi < 0,05

LAPORAN

  1. Pengertian Laporan
    Laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan.pada dasarnya,fakta yang disajikan itu berkenaan dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor.Fakta yang disajikan merupakan bahan atau keterangan berdasarkan keadaan objektif yang dialami sendiri oleh si pelapor (dilihat,didengar,atau dirasakan sendiri) ketika si pelapor melakukan suatu kegiatan.Kemudian,laporan itu diberitahukan oleh si pelapor.
    Dalam pembuatan suatu laporan formal bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang baik,jelas dan teratur.Bahasa yang baik tidak berarti bahwa laporan itu mempergunakan gaya bahasa yang penuh hiasan,melainkan dari segi sintaksis bahasanya teratur,jelas memperlihatkan hubungan yang baik antara satu kata dengan kata yang lain dan antara satu kalimat dengan kalimat lain. Penggunaan kata ganti orang pertama dan kedua harus dihindari,kecuali penggunaan kata”kami” bila yang menyampaikan laporan adalah suatu badan atau suatu tugas.
  2. Manfaat Pembuatan Laporan
    Laporan kegiatan merupakan alat yang penting untuk :
a.       Dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan.
b.      Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya.
c.       Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan.
d.      Data sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan dan lain-lain.
  1. Dasar – dasar Pembuatan Laporan
a.       Fungsi Informatif, Laporan bisa digunakan sebagai sumber informasi bagi pembacanya
b.      Fungsi Pertanggung jawaban, Laporan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban penulis terhadap pembaca laporan / atasannya, atau tugas yang harus dan telah dilaksanakannya.
c.       Fungsi Pengawasan, Dengan membaca laporan, seorang atasan bisa mengawasi bawahan serta tugas yang dilakukan bawahan tanpa harus melihat langsung.
d.      Fungsi Pengambilan Keputusan, Laporan dari bawahan dapat digunakan oleh atasan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan. Juga berlaku untuk laporan koordinatif. Seorang Kepala Bagian atau Manajer dapat menggunakan laporan Manajer lain untuk membuat keputusan di bagiannya sendiri.
  1. Macam – Macam Laporan.
    Laporan ada dua macam,yaitu laporan hasil penelitian Ilmiah dan laporan Teknis.
1.    Laporan Ilmiah.
Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993).
Dan menurut Nafron Hasjim & Amran Tasai (1992) Karangan ilmiah adalah tulisan yang mengandung kebenaran secara obyektif karena didukung oleh data yang benar dan disajikan dengan penalaran serta analisis yang berdasarkan metode ilmiah.
1.1   Masalah yang dibahas dalam tulisan ilmiah dapat berupa:
a.       Hasil penelitian.
b.      Hasil pengamatn.
c.       Pengalaman nyata.
d.      Hasil pemikiran.
1.2   Jenis Laporan Ilmiah.
a.       Laporan Lengkap (Monograf).
Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh. Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan. Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis. Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami, di samping keberhasilan yang dicapai. Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya, haruslah padat dan jelas).
b.      Artikel Ilmiah.
Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap. Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif. Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.
c.       Laporan Ringkas (Summary Report).
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).
1.3   Sistematika Laporan Ilmiah
a.       Judul.
b.      Daftar Isi.
c.       Prakata.
d.      Pendahuluan.
e.      Teks Pokok dalam Tubuh Karangan.
f.        Pengutipan.
g.       Referensi.
h.      Catatan Kaki.
i.         Tabel,Grafik,Bagan,dan Gambar.
j.        Bibliografi.
k.       Lampiran.
l.         Indeks.
2.    Laporan Teknis.
Laporan tentang hal teknis penyelenggaraan kegiatan suatu badan atau instansi.Laporan teknis mengandung data obyektif tentang sesuatu.data obyektif dalam laporan teknis itu juga mengandung sifat ilmiah,tetapi segi kepraktisannya lebih menonjol.sehingga yang dimaksud dengan laporan teknis adalah suatu pemberitahuan tentang tanggung jawab yang dipercayakan,dari si pelapor (perseorangan,tim,badan,atau instansi) kepada si penerima laporan tentang teknis penyelenggaraan suatu kegiatan (E.Zaenal Arifin,1993).Dan menurut Muljanto Sumardi (1982) Dalam laporan teknik manusia menggunakan bahasa tulis untuk mengkomunikasikan gagasan,paham,serta hasil pemikiran dan penelitian.
2.1   Tujuan Laporan Teknis.
Budaya lapor melapor merupakan sesuatu yang dianggap penting oleh berbagai kalangan,baik pemerintahan maupun swasta.Tujuannya adalah agar pelaksanaan tugas yang dipercayakan kepada si petugas dapat segera diketuhui oleh pihak yang menugasinya.
2.2   Manfaat Penyusunan Laporan Teknis.
a.       Memberikan Keterangan.
Bermaksud memberikan keterangan kepada atasan atau pihak yang harus mengetahui suatu kegiatan.Jenisnya ada dua macam:
Jenis pertama laporan memberi katerangan yang menyangkut perkembanganØ atau kegiatan rutin dari satu waktu ke waktu yang lain,laporan jenis ini sering disebut laporan berkala.ada laporan berkala harian,mingguan,bulanan dan tahunan.
Jenis Kedua adalah laporan khusus yang bersifat insidental.LaporanØ khusus dapat berupa penyampaian hasil percobaan,pemeriksaan,atau hal-hal yang berhubungan dengan jalannya suatu kegiatan.
b.      Memulai Suatu Kegiatan.
Dalam laporan jenis ini dicantumkan uraian tetang segala sesuatu yang berkenaan dengan tugas yang akan dilaksanakan.Penyajiannya harus tegas,terarah dan jelas.
c.       Mengkoordinasi Suatu Kegiatan.
Laporan jenis ini berisi masalah pengaturan atau penempatan sesuatu pada tempatnya,susunannya atau keadaannya secara wajar.segala sessuatu yang dikoordinasi dikemukakan secara jelas dan padat.hanya pokok yang berhubungan dengan hal yang dikoordinasilah yang perlu dimasukan dalam laporan.
d.      Merekam Pelaksanaan Kegiatan.
Laporan jenis ini dapat dibedakan atas laporan kemajuan dan laporan akhir.Laporan kemajuan disusun menurut jangka waktu tertentu.ada kalanya laporan kemajuan disusun tidak berdasarkan jangka waktu tertentu,tetapi berdasarkan persentase pencapaian.
Laporan akhir merupakan rangkuman keseluruhan pekerjaan hingga selesai.
2.3   Kesempurnaan Laporan Teknis
a.       Ringkas.
Dalam laporan yang ditulis hanya mengemukakan hal-hal pokok secara ringkas yang berhubungan dengan tugasnya sehingga penerima laporan segera mengetahui permasalahannya.
b.      Lengkap.
Laporan dapat semakin sempurna jika dilengkapi dengan bibliografi atau sumber kepustakaan.
c.       Logis.
Laporan dianggap logis jika keterangan yang dikemukakannya dapat ditelusuri alasan-alasannya yang masuk akal.
d.      Sistematis.
Laporan dianggap sistematik jika keterangan yamg tulisannya disusun dalam satuan-satuan yang berurutan dan saling berhubungan.
e.      Lugas.
Laporan disebut lugas apabila keterangan yang diuraikannya disajikan dalam bahasa yang
langsung menunjukan persoalan.
2.4   Sistematika LaporanTeknis.
a.       Bagian Awal.
Kulit luar laporan teknis.
Halaman judul laporan teknis.
Kata pengantar/Prakata.
Daftar isi.
Daftar tabel.
Daftar gambar,grafik,diagram(jika ada).
b.      Batang Tubuh.
Pendahuluan.
Pembahasan/uraian.
Simpulan/penutup.
c.       Bagian Akhir.
Daftar pustaka.
Lampiran.
2.5   Sistematika Laporan
Hendaknya laporan lengkap, dapat menjawab semua pertanyaan mengenai : apa ( what ), mengapa ( why ), siapa ( Who ), dimana ( where ), kapan ( when ), bagaimana ( how ).
Urutan isi laporan sebaiknya diatur, sehingga penerima laporan dapat mudah memahami.
Urutan isi laporan antara lain sebagai berikut :
1.       Pendahuluan
Pada pendahuluan disebutkan tentang :
a.       Latar belakang kegiatan.
b.      Dasar hukum kegiatan.
c.       Apa maksud dan tujuan kegiatan.
d.      Ruang lingkup isi laporan.
2.       Isi Laporan
Pada bagian ini dimuat segala sesuatu yang ingin dilaporkan antara lain :
a.       Jenis kegiatan.
b.      Tempat dan waktu kegiatan.
c.       Petugas kegiatan.
d.      Persiapan dan rencana kegiatan.
e.      Peserta kegiatan.
f.        Pelaksanaan kegiatan (menurut bidangnya, urutan waktu pelaksanaan, urutan fakta / datanya).
g.       Kesulitan dan hambatan.
h.      Hasil kegiatan.
i.         Kesimpulan dan saran penyempurnaan kegiatan yang akan datang.
3.       Penutup
Pada kegiatan ini ditulis ucapan terima kasih kepada yang telah membantu penyelenggaraan kegiatan itu, dan permintaan maaf bila ada kekurangan-kekurangan. Juga dengan maksud apa laporan itu dibuat.
4.       Hal-hal yang perlu diperhatikan
Laporan diusahakan agar :
a.       Singkat dan padat.
b.      Runtut atau sistimatis.
c.       Mudah dipahami isinya.
d.      Isinya lengkap.
e.      Menarik penyajiannya.
f.        Berpegangan pada fakta, data dan persoalannya.
g.       Tepat pada waktunya.
Lain – lain.
a.       Dalam laporan dapat dilampirkan : photo-photo kegiatan, tanda bukti, surat-surat keterangan dan sebagainya ( copy )
b.      Untuk mempermudah penyusunan laporan sebaiknya tetap mengacu pada proposal yang pernah diajukan.
c.       Memberikan Laporan kegiatan dengan tembusan kepada satuan/ lembaga yang terkait. ( Mabi, Kwartir, Sponsor dll )