Judul : “Pengaruh Pendapatan dan Harga terhadap Permintaan Kredit Motor PT Bussan Auto Finance”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan industri kendaraan sepeda rmotor nasional menunjukkan
pertumbuhan yang cukup signifikan. Data dari Gabungan Industri Kendaraan
Bermotor (GAIKINDO) dan Asosiasi Indistri Sepeda Motor Indonesia (AISI)
menunjukan jumlah pengguna sepeda motpor di Indonesia terus meningkat,
hal ini dapat terlihat dari data pada tabel dibawah ini :
Tahun
|
Jumlah Sepeda Motor
|
2005
|
28.531.831
|
2006
|
32.528.758
|
20007
|
41.955.128
|
2008
|
47.683.681
|
2009
|
52.767.093
|
2010
|
61.078.188
|
2011
|
68.839.341
|
Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa jumlah populasi sepeda
motor di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini
seiring dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat akan sarana
transportasi ymemadai yang dipicu oleh perkembangan jaman yang menuntut
manusia untuk bisa bergerak lebih mudah dan lebih cepat mencapai tujuan
dalam aktivitas kesehariannya.
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memproyeksikan
pertumbuhan volume kendaraan sepeda motor selama tahun 2012 sebesar 12%
atau mencapai 9,5 jutaan. Presiden AISI Gunadi Sindhuwinata mengatakan,
pasar sepeda motor nasional akan terus meningkat dengan kenaikan 12,5 –
15 persen. Menurut beliau perkembangan otomotif sepeda motor memasuki
tahun 2013 ini semakin berkembang pesat. Kondisi tersebut didorong oleh
pertumbuhan ekonomi, pendapatan masyarakat dan daya beli masyarakat
yang meningkat.
Setiap sudut jalan, motor selalu mendominasi disamping kendaraan roda
empat. Kendati menimbulkan kemacetan dengan perkembangan tersebut,
namun hal itu merupakan perkembangan yang sangat baik. Hal itu
disampaikan langsung oleh Dahlan Iskan yang menjabat sebagai Menteri
BUMN. Beliau menyatakan, tahun 2011 lalu menjadi barometer perkembangan
dunia otomotif roda dua. Dengan demikian, status ekonomi masyarakat
Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Awalnya masuk
kategori menengah kebawah, kini mulai bergeser pada posisi menengah.
Selain itu, saat ini siapapun dan dari kalangan manapun mampu memiliki
motor baru walaupun dengan cara kredit.
Faktor yang menyebabkan volume sepeda motor di Indonesia semakin
bertambah, adalah karena kebutuhan masyarakat terhadap transportasi yang
satu ini juga mengalami peningkatan. Hal tersebut dikarenakan beberapa
faktor, antara lain :
- Sepeda motor merupakan sarana transportasi yang murah dan terjangkau
- Banyaknya dealer yg menawarkan kemudahan untuk memiliki sepeda motor
- Banyaknya lembaga pembiayaan yang memberikan kemudahan kredit kepemilikan sepeda motor
- Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa sepeda motor adalah salah satu alternatif mengatasi kemacetan lalu lintas
Tingkat konsumsi masyarakat mengalami perkembangan setiap tahunnya
sejalan dengan tingkat penyaluran kredit konsumsi yang terus mengalami
peningkatan dan kredit motor merupakan salah satu jenis kredit konsumsi
yang sedang berkembang di masyarakat.
Tingginya penjualan motor ini, tidak lepas dari peranan lembaga
pembiayaan karena masyarakat dapat memiliki kendaraan bermotor secara
kredit dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan. Peranan lembaga
pembiayaan (bank dan non-bank), jelas makin mempercepat masyarakat untuk
mendapatkan motor. Tercatat, hampir seluruh lembaga keuangan menawarkan
jasa kredit kendaraan bermotor (KKB). Di kredit kendaraan bermotor,
penyaluran kredit sepeda motor lebih melesat dibandingkan roda empat
beberapa tahun terakhir. ( Berita harian Kompas, Jakarta )
Meningkatnya permintaan pembelian sepeda motor secara kredit membuat
peranan lembaga keuangan bank dan non bank untuk membuat terobosan baru
di dalam usaha untuk memenuhi keinginan masyarakat yaitu dengan cara
memberikan kredit pembelian sepeda motor dengan berbagai syarat yang
memberikan kemudahan kepada masyarakat yang ingin mengajukan kredit
sepeda motor. Saat ini dari sekitar 194 perusahaan multifinance sebagian
besar bergerak di sektor pembiayaan kendaraan bermotor, dan sebagian
kecil pada pembiayaan konsumsi lainnya. (Berita harian Kompas, Jakarta)
Saat ini terdapat kemudahan bagi rumah tangga untuk membeli sepeda
motor dengan jalur kredit. Hal itu dapat dilihat dengan padatnya jalan
raya oleh sepeda motor dan iklan-iklan dealer
penjualan sepeda motor yang menawarkan memberikan kemudahan pembelian melalui jalur kredit dengan syarat yang sederhana.
Lembaga pembiayaan baik dari bank dan non bank semakin agresif dalam
memberikan kredit untuk kepemilikan kendaraan bermotor. Dengan semakin
mudahnya persyaratan kredit tersebut, maka semakin banyak orang yang
tertarik untuk membeli sepeda motor dengan sistem kredit.
Dengan melihat kondisi di atas maka penulis akan melakukan penelitian
tentang faktor-faktor yang memengaruhi permintaan kredit sepeda motor
dengan judul “PENGARUH PENDAPATAN DAN SUKU BUNGA TERHADAP PERMINTAAN
KREDIT SEPEDA MOTOR”
1.2 PERUMUSAN MASALAH
- Apakah pendapatan berpengaruh terhadap permintaan kredit motor ?
- Apakah suku bunga berpengaruh terhadap permintaan kredit motor ?
- Berapa besar pengaruh yang diberikan variabel pendapatan dan suku bunga terhadap permintaan kredit motor ?
1.3 PEMBATASAN MASALAH
Penelitian ini dibatasi objek penelitian hanya pada konsumen yang
mengajukan kredit di PT.Daya Motor di Diponegoro, pokok permasalahan
yang akan dikaji yaitu mengenai pengaruh pendapatan dan suku bunga
terhadap permintaan kredit
1.4 TUJUAN PENELITIAN
- Mengetahui apakah pendapatan berpengaruh terhadap permintaan kredit motor
- Mengetahui suku bunga berpengaruh terhadap permintaan kredit motor
- Mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan variabel pendapatan dan suku bunga terhadap permintaan kredit motor
1.5 MANFAAT PENELITIAN
Terdapat kegunaan Teoritis dan Praktis dari penelitian ini, yaitu :
- Kegunaan Teoritis
Memberikan pengetahuan bagi penulis, mahasiswa, organisasi dan
masyarakat mengenai kredit dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
- Kegunaan Praktis
Secara umun kegunaan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh pendapatan dan tingkat suku bunga terhadap permintaan kredit
motor
1.5.1 METODE PENELITIAN
1.6.1 Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada konsumen yang mengajukan kredit sepeda motor di PT. Bussan Auto Finance.
1.6.2 Jenis dan sumber data
1. Jenis Data
a. Data kuantitatif adalah hasil tabulasi data kuesioner
yang dibagikan kepada konsumen yang mengajukan kredit sepeda motor di
PT. Bussan Auto Finance.
b. Data kualitatif adalah gambaran umum mengenai permintaan kredit
2. Sumber Data
a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung
dari para responden yang berupa jawaban-jawaban dari kuesioner yang
disebarkan.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil
publikasi media massa dan berbagai catatan-catatan, dokumen-dokumen dan
informasi yang dieroleh dari PT Bussan Auto Finance, buku, surat kabar dan
internet untuk mendukung penelitian ini.
1.6.3 Variabel penelitian
Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu :
X1 : Pendapatan
X2 : Suku bunga
1.6.4 Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan
tertulis (kuesioner) untuk mendapatkan data primer kepada responden
yaitu konsumen yang mengajukan kredit di PT Bussan Auto Finance.
1.6.5 Alat analisis data
Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Regresi Linear Berganda.
1.7 HIPOTESIS
Hipotesis atau dugaan sementara yang diajukan dalam penelitian ini yaitu :
Ho = 0, tidak ada pengaruh dari pendapatan dan suku bunga terhadap permintaan kredit sepeda motor
Ha ≠ 0, ada pengaruh dari pendapatan dan suku bunga terhadap permintaan kredit sepeda motor.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 TEORI DASAR PEMIKIRAN
Kredit kepemilikan kendaraan bermotor adalah adalah kredit yang
tujuannya untuk membiayai pembelian mobil / motor dimana sumber
pembayaran kreditnya berasal dari pendapatan pemohon yang dapat diajukan
baik secara perorangan maupun instansi, dengan maksimum pembiayaan
hingga 70% dengan jaminan BPKB mobil / motor yang dibeli.
2.1.1 TEORI DASAR PERMINTAAN
Permintaan adalah jumlah barang yang ingin diminta pada pada berbagai
harga (keseluruhan harga) dan hukum dari permintaan itu adalah jika
harga barang itu naik maka permintaan turun dan jika harga barang turun
maka permintaan akan harga barang tersebut akan naik (Sukirno, 2001:
77). Permintaan adalah Jumlah produk yang akan dijual kepada konsumen
dengan harga yang bervariasi. Jika harga yang ditetapkan atas produk
yang ditawarkan mahal maka permintaan akan rendah, demikian pula
sebaliknya, sedangkan kuantitas yang diminta adalah Jumlah produk yang
akan dibeli rumah tangga dalam 1 periode tertentu jika rumah tangga
tersebut dapat membeli semua yang diinginkan dengan harga pasar terkini
(Machfoedz, 2002: 81). Di dalam permintaan ada beberapa hal yang
mempengaruhi tinggi rendahnya permintaan itu sendiri, antara lain
pendapatan dan harga. Pengaruh pendapatan konsumen dan kuantitas
komoditas yang diminta dapat positif dapat pula negative, tergantung
pada jenis komoditas dan tingkat pendapatan konsumen jika sebagian besar
konsumen menilai suatu komoditas sebagai bermutu rendah, maka
permintaan mereka akan berkurang bila ada kenaikan tingkat penghasilan.
Namun bila komoditas itu bermutu baik, maka permintaan atas komoditas
tersebut akan meningkat jumlahnya Soeharto (2002:35). Selain pendapatan
yang dapat mempengaruhi tingkat permintaan suatu barang ataupun jasa,
harga juga menjadi salah satu pertimbangan untuk membeli suatu barang
atau memanfaatkan jasa, harga mengkoordinasikan keputusan-keputusan para
produsen dan konsumen dalam sebuah pasar (Samuelson dan Nordhaus, 2003:
29). Harga-harga yang lebih tinggi cenderung mengurangi pembelian
konsumen dan mendorong produksi. Harga-harga yang lebih rendah mendorong
konsumsi dan menghambat produksi. Harga adalah roda penyeimbang dari
mekanisme pasar.
2.1.1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan (Demand)
Faktor-Faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan yaitu :
- konsumen / selera konsumen
- Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap
- Pendapatan/penghasilan konsumen
- Perkiraan harga di masa depan
- Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen
2.1.2 TEORI DASAR KREDIT
2.1.2.1 Pengertian Kredit
Menurut asal katanya, kredit berasal dari kata
credere yang
artinya adalah kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang
memperoleh kredit maka berarti mereka memperoleh kepercayaan kepada
seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali.
Kredit adalah pemberian yang kontra prestasinya akan terjadi pada
waktu yang akan datang. Kredit adalah penyediaan yang ditulis antara
lain disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjaman antara pihak
bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban hutang
setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang ditetapkan (Hadi
Widjaja, 1990:4).
Pengertian kredit secara yuridis dapat dilihat pada Undang–Undang
No.10 Tahun 1998 Pasal I Ayat 11 tentang perbankan, bahwa kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberi bunga.
2.1.2.2 Fungsi Kredit
Kredit pada dasarnya merupakan pemenuhan jasa untuk melayani
kebutuhan masyarakat untuk mendorong dan melancarkan proses perdagangan,
melancarkan dan mendorong produksi, jasa-jasa, dan konsumsi. Jika
dijabarkan dengan lebih terinci fungsi dari kredit adalah sebagai
berikut (Risdwianto, 2004) :
1. Kredit digunakan untuk memajukan arus tukar menukar barang-barang dan jasa.
2. Kredit dapat digunakan untuk mengubah dana yang tidak produktif menjadi dana yang produktif.
3. Kredit sebagai alat pengendalian harga. Peningkatan jumlah uang yang
beredar pada masyarakat dapat dilakukan dengan mempermudah dan
mempermurah pemberian kredit kepada masyarakat.
4. Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan utilitas dari potensi-potensi ekonomi yang ada.
2.1.2.3 Unsur-Unsur Kredit
Unsur-unsur kredit (Muljono 2001) yaitu :
- Waktu yang menyatakan bahwa ada jarak antara saat persetujuan pemberian kredit dan pelunasannya.
- Kepercayaan yang melandasi pemberian kredit oleh pihak kreditur
kepada debitur, bahwa setelah jangka waktu tertentu debitur akan
mengembalikan sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui oleh kedua
belah pihak.
- Penyerahan yang menyatakan bahwa pihak kreditur menyerahkan nilai
ekonomi kepada debitur yang harus dikembalikan setelah jatuh tempo.
- Risiko yang menyatakan bahwa pihak kreditur menyerahkan adanya
risiko yang mungkin timbul sepanjang jarak antara saat memberikan dan
pelunasannya.
- Persetujuan dan perjanjian yang menyatakan bahwa antara kreditur dan
debitur terdapat suatu persetujuan dan dibuktikan dengan suatu
perjanjian.
2.1.2.4 Jenis-Jenis Kredit
Produk bank dari sisi aktiva adalah perkreditan. Kredit-kredit yang
termasuk produk bank diantaranya (Dendawijaya, 2001) adalah sebagai berikut:
1. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah kredit
(debitor) untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan debitur.
2. Kredit investasi, yaitu yang diberikan kepada nasabah kredit (debitor) untuk membiayai pembelian barang modal (investasi)
3. Kredit konsumsi, yaitu fasilitas kredit yang diberikan bank kepada
debitor untuk keperluan pembelian barang-barang konsumsi yang
diperlukan debitor.
Berdasarkan tujuan penggunaannya kredit dibagi menjadi dua jenis (Risdwianto, 2004) yaitu :
a. Kredit konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai
pembelian barang-barang atau jasa-jasa yang dapat memberikan kepuasan
langsung kepada konsumen. Jenis kredit ini digunakan untuk membiayai
hal-hal yang bersifat konsumtif misalnya kredit perumahan, kredit
pembiayaan serta kredit untuk membeli makanan dan pakaian. Secara tidak
langsung kredit konsumtif akan memberikan efek produktif dengan cara
meningkatkan produksi dari barang atau jasa yang dibeli oleh peminjam.
b. Kredit produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang
produktif. Kredit ini dipakai untuk membeli barang-barang modal
tetap. Sedangkan kredit modal kerja digunakan untuk membiayai kebutuhan
modal lancar yang biasanya habis dalam satu kali atau beberapa kali
proses produksi.
2.1.2.5 Jangka Waktu Kredit
Jangka waktu kredit dapat dibagi menjadi tiga (Djinarto,2000) yaitu :
a. Kredit jangka pendek, merupakan kredit yang waktu pembayarannya
maksimal satu tahun.
b. Kredit jangka menengah, merupakan kredit yang jangka waktu
pembayarannya antara satu sampai tiga tahun.
2.1.2.6 Siklus Perkreditan
Siklus perkreditan (Dendawijaya, 2001) dimulai sejak pengajuan
permohonan kredit hingga akhirnya disetujui. Tahap-tahap dalam pemberian
kredit meliputi :
1. Permohonan kredit
2. Analisis kredit
3. Persetujuan kredit
4. Perjanjian kredit
5. Pencairan kredit
6. Pengawasan Kredit
7. Pelunasan kredit
2.1.2.7 Resiko Kredit
Resiko sangat erat berkaitan dengan usaha untuk memaksimalkan hasil
yang didapat dari setiap kegiatan. Resiko ini dapat berupa keuntungan
maupun kerugian. Dalam penelitian ini difokuskan kepada resiko kredit.
Penyaluran kredit meski dijalankan sesuai prosedur masih memiliki
resiko. Resiko dalam penyaluran kredit yang biasa terjadi adalah
ketidaksimetrisan informasi (
asymetric information) antara pemilik dana (kreditur) dan peminjam dana (debitur). Mishkin (2001) menggolongkan
asymetric information dalam dua hal yaitu
adserve selection dan
moral hazard,
kedua hal tersebut merupakan kesalahan penyaluran dan penggunaan kredit
yang akan merugikan kreditur dikemudian hari, jika tidak memberikan
kredit secara hati-hati (
prudent).
Asymetric information merupakan aspek penting dalam pasar keuangan.
Adserve selection adalah masalah penyaluran kredit sebelum
transaksi dilakukan. Masalah ini timbul karena pihak kreditur tidak akan
melakukan penyaringan calon debitur secara baik dan benar. Pada umumnya
calon debitur akan melakukan segala cara menutupi riwayat keuangan yang
buruk. Membuat kreditur melihat sisi terluar dari debitur yang sudah
dipoles, namun belum tentu baik didalam. Ini membuat debitur yang tidak
baik dengan riwayat keuangan yang buruk akan mudah memperoleh dana,
namun akan sulit saat pengembalian. Perilaku yang dilakukan oleh debitur
ini tentu akan merugikan kreditur.
Masalah lain dalam
asymetric information adalah
moral hazard.
Masalah penyaluran kredit setelah kontrak terkait dengan penggunaan
dana pinjaman oleh debitur. Debitur melakukan tindakan-tindakan yang
tidak sesuai kontrak yang penuh dengan resiko yang akan membahayakan
keuangan debitur, kemudian menimbulkan kerugian pada pihak kreditur. Hal
ini terjadi karena debitur merasa bahwa akan menanggung kerugian
terbesar atas tindakannya adalah kreditur
2.1.3 PENDAPATAN
Pendapatan adalah penerimaan tingkat hidup dalam satuan rupiah yang
dapat dinikmati seorang individu atau keluarga yang didasarkan atas
penghasilannya atau sumber-sumber pendapatan lain.
Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas
prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan,
bulanan ataupun tahunan. (Sukirno, 2006:47)
2.1.3.1 Klasifikasi Pendapatan
Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain:
1) Pendapatan pribadi, yaitu; semua jenis pendapatan yang diperoleh
tanpa memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu
Negara.
2) Pendapatan disposibel, yaitu; pendapatan pribadi dikurangi pajak
yang harus dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan
yang siap dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.
3) Pendapatan nasional, yaitu; nilai seluruh barang-barang jadi dan
jasa-jasa yang diproduksikan oleh suatu Negara dalam satu tahun.
Dalam bisnis, pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh
perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau
jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting
dibanding
keuntungan,
yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran.
Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan
pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut.
Penghasilan atau pendapatan merupakan hal ataupun masalah yang sangat
penting dalam kehidupan masyarakat, karena pendapatan dapat
mempengaruhi pola hidup seseorang. Tinggi rendahnya pendapatan
masyarakat suatu negara menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat
suatu negara tersebut. Jika pendapatan masyarakat suatu negara tinggi
maka tingkat kesejahteraan masyarakat negara tersebut akan tinggi dan
begitu sebaliknya, hal ini juga berlaku pada suatu rumah tangga. Pada
kredit sepeda motor pendapatan atau penghasilan menjadi salah satu
faktor penting sebagai syarat melakukan permintaan kredit.
Pendapatan masyarakat yang digunakan untuk mengembalikan kredit,
harus jelas dan riil. Pendapatan masyarakat tersebut sebagai sumber
penghasilan dari berbagai macam mata pekerjaan, seperti pegawai negeri,
wiraswasta, petani, pengusaha dan pengrajin.
2.1.4 SUKU BUNGA
Bunga adalah harga dari dana yang dapat disalurkan dalam bentuk pinjaman. (Boediono, 2002)
Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.
Suku bunga merupakan sejumlah rupiah yang dibayar akibat telah
mempergunakan dana sebagai balas jasa. Perubahan suku bunga merupakan
perubahan dalam permintaan uang (kredit).
Suku bunga adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. (Sunariyah, 2004:80)
Suku bunga dapat dibedakan menjadi dua yaitu suku bunga nominal dan
suku bunga riil. Dimana suku bunga nominal adalah rasio antara jumlah
uang yang dibayarkan kembali dengan jumlah uang yang dipinjam. Sedang
suku bunga riil lebih menekankan pada rasio daya beli uang yang
dibayarkan kembali terhadap daya beli uang yang dipinjam. Suku bunga
riil adalah selisih antara suku bunga nominal dengan laju
inflasi. (Lipsey, Ragan, dan Courant, 1997 : 99-100)
2.1.4.1 Fungsi Suku Bunga
Fungsi suku bunga (Sunariyah, 2004:81) adalah :
- Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.
- Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka
mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu
perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor
industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut
akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih
rendah dibandingkan sektor lain.
- Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah
uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang
dalam suatu perekonomian.
2.1.4.2 Unsur-Unsur Suku Bunga :
- Syarat atau jatuh tempo. Beberapa pinjaman mempunyai syarat jatuh
tempo- panjangnya waktu sampai pinjaman harus dilunasi yang berbeda.
pinjaman terpendek adalah pinjaman satu malam. Sebagai contoh, sebuah
bank meminjamkan dana kepada perusahaan yang memperkirakan akan
memperoleh pembayaran pada hari berikutnya. Surat-surat berharga jangka
pendek biasanya mempunyai periode sampai dengan satu tahun.
- Risiko. Ada pinjaman yang pada hakekatnya tidak memiliki risiko,
sementara lainnya sangat bersifat spekulatif. Para investor biasanya
mengharuskan pembayaran premi pada saat mereka melakukan investasi yang
berisiko.
- Likuiditas. Aktiva akan disebut “likuid’ apabila ia dapat ditukarkan
dengan kas secara cepat dan hanya menimbulkan kerugian nilai yang
sedikit.
- Biaya-biaya administrasi. Waktu serta ketelitian yang diperlukan
untuk administrasi berbagai jenis pinjaman, sangatlah berbeda. Beberapa
pinjaman hanya memerlukan pemeriksaan pembayaran bunga secara periodik.
2.2 KAJIAN PENELITIAN SEJENIS
2.2.1 Penelitian yang telah dilakukan oleh Amzal Ridho M dengan
judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KREDIT
ELEKTRONIK (STUDI KASUS PT. ADIRA QUANTUM MULTIFINANCE CABANG
PEKANBARU)” Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian yang menggunakan
alat analisis regresi berganda dengan jumlah jumlah sample sebanyak 100
responden menyimpulkan bahwa tingkat atau besarnya pendapatan yang
diterima oleh masyarakat, suku bunga kredit yang diberikan merupakan
faktor utama yang mempengaruhi masyarakat Kota Pekanbaru untuk melakukan
permintaan kredit elektronik melalui PT. Adira Quantum Multifinance
Pekanbaru, sedangkan prosedur pengajuan kredit, lokasi pembayaran
angsuran menjadi faktor pendukung yang mempengaruhi masyarakat Kota
Pekanbaru untuk melakukan permintaan kredit elektronik melalui PT. Adira
Quantum Multifinance Pekanbaru.
2.2.2 Penelitian yang telah dilakukan oleh Ni Nyoman Aryaningsih
dengan judul “PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI DAN JUMLAH PENGHASILAN
TERHADAP PERMINTAAN KREDIT DI PT BPD CABANG PEMBANTU KEDIRI” dengan
jumlah sample sebanyak 100 orang bahwa berdasarkan hasil temuan dalam
penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Pertama, perhitungan analisis regresi linier berganda secara parsial
diperoleh nilai koefisien regresi suku bunga terhadap permintaan kredit
sebesar 0,659 (65,9%) ini berarti suku bunga berpengaruh terhadap
permintaan kredit sebesar 65, 9% sisanya sekitar 34,1% dipengaruhi oleh
variabel lain. Namun dari uji t suku bunga tidak berpengaruh secara
parsial terhadap permintaan kredit.
Kedua, perhitungan analisis regresi linier berganda secara parsial
diperoleh nilai koefisien regresi inflasi terhadap permintaan kredit
sebesar 0,475 (47,5%). Sisanya sekitar 52,5% permintaan kredit
dipengaruhi oleh variabel lain. Dari hasil perhitungan dengan uji t
variabel inflasi secara partial tidak berpengaruh banyak terhadap
permintaan kredit.
Ketiga, perhitungan analisis regresi linier berganda secara parsial
diperoleh nilai koefisien pengaruh penghasilan terhadap permintaan
kredit sebesar 0,739 (73,9%). Ini berarti penghasilan berpengaruh
sebesar 73,9% Sisanya sekitar 26,1% dipengaruhi oleh variabel lain.
Keempat, Hasil perhitungan analisis regresi berganda secara parsial
diperoleh nilai koefisien regresi suku bunga terhadap permintaan kredit
sebesar 0,659 (65,9%). Ini berarti suku bunga berpengaruh terhadap
permintaan kredit sebesar 65,9%, sisanya sekitar 34,1% dipengaruhi oleh
variable lain.
2.1.1 ALAT ANALISIS DATA
Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Analisis Linear Berganda. Analisis Regresi Berganda digunakan untuk
mengadakan prediksi nilai dari variabel terikat yaitu permintaan kredit
sepeda motor pada PT Daya Motor (Y) dengan ikut memperhitungkan
nilai-nilai variabel bebas, yaitu Pendapatan ( ) dan Suku Bunga ( )
sehingga dapat diketahui pengaruh positif atau negatif dari
faktor-faktor Suku Bunga dan Pendapatan terhadap Permintaan kredit
sepeda motor pada PT Bussan Auto Finance. Analisis regresi Linear berganda dalam
penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi
software SPSS (Statistic Product And Service Solution). Adapun model persamaan yang digunakan (Sugiyono, 2005:211) adalah:
Y =
a +
b1.x1
+
b2.x2
+
e
Di mana:
Y = Permintaan kredit sepeda motor
a = Konstanta
b1 = Koefisien (x1 )
x1 = Pendapatan
b2 = Koefisien (x2 )
x2 = Suku bunga
e = Standar
error
2.4 KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
2.5 HIPOTESIS
Hipotesis atau dugaan sementara yang diajukan dalam penelitian ini yaitu :
Ho = 0, tidak ada pengaruh dari pendapatan dan suku bunga terhadap permintaan kredit sepeda motor
Ha ≠ 0, ada pengaruh dari pendapatan dan suku bunga terhadap permintaan kredit sepeda motor.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 OBJEK PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada konsumen yang mengajukan kredit sepeda motor di PT. Daya Motor cabang Diponegoro.
3.2 BATASAN OPERASIONAL VARIABEL
Penelitian yang dilakukan peneliti terbatas pada faktor-faktor sebagai berikut:
a. Suku Bunga
b. Pendapatan
Penelitian yang dilakukan peneliti juga terbatas pada konsumen yang
mengajukan kredit sepeda motor di PT Bussan Auto Finance.
3.3 IDENTIFIKASI VARIABEL
Penelitian ini memiliki 3 (tiga) variabel. Ketiga variabel tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu variabel terikat (
dependent variable,
Y) dan variabel bebas (
independent variable,
X)
. Bagian variabel tersebut yaitu :
- Bagian pertama yaitu variabel terikat (dependent variable, Yi) adalah Permintaan Kredit Sepeda Motor
b. Bagian kedua yang merupakan variabel bebas (
independent variable,Xi) meliputi:
1) Suku bunga
2) Pendapatan
3.4 WAKTU & TEMPAT
Peneliti melakukan penelitian pada PT Bussan Auto Finance yang berlokasi di
Jalan Diponegoro. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret sampai
dengan Juni 2013.
3.5 POPULASI & SAMPEL
a. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah konsumen yang mengajukan kredit
sepeda motor diPT Bussan Auto Finance selama bulan Maret 2013
yaitu sebanyak 510 konsumen
b. Sampel
Sampel diambil dengan metode
purposive sampling yaitu 10% dari populasi. Jumlah ini
dianggap sudah representatif untuk mewakili
populasi (Gay dalam Umar, 2000:79), sehingga sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebanyak 51 responden
3.2 DATA & SUMBER DATA
1. JENIS DATA
a. Data kuantitatif adalah hasil tabulasi data kuesioner
yang dibagikan kepada konsumen yang mengajukan kredit sepeda motor di PT Bussan Auto Finance.
b. Data kualitatif adalah gambaran umum mengenai permintaan kredit
2. SUMBER DATA
a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung
dari para responden yang berupa jawaban-jawaban dari kuesioner yang
disebarkan.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil
publikasi media massa dan berbagai catatan-catatan, dokumen-dokumen dan
informasi yang dieroleh dari PT Bussan Auto Finance, buku, surat kabar dan
internet untuk mendukung penelitian ini.
3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan
tertulis (kuesioner) untuk mendapatkan data primer kepada responden
yaitu konsumen yang mengajukan kredit di PT Bussan Auto Finance.
3.5 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono, 2005:109). Pengujian
validitas menggunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara
mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya, dan
bila nilai korelasinya positif dan r hitung ≥ 0,3 maka butir pertanyaan
tersebut dinyatakan valid.
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama,
dan bila koefisien korelasi (r) positif dan signifikan, maka instrumen
tersebut sudah dinyatakan reliabel.
3.5 ALAT ANALISIS DATA
Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Analisis Regresi Berganda. Analisis Regresi Berganda digunakan untuk
mengadakan prediksi nilai dari variabel terikat yaitu permintaan kredit
sepeda motor pada PT Daya Motor (Y) dengan ikut memperhitungkan
nilai-nilai variabel bebas, yaitu Suku Bunga () dan Pendapatan ()
sehingga dapat diketahui pengaruh positif atau negatif dari
faktor-faktor Suku Bunga dan Pendapatan terhadap Permintaan kredit
sepeda motor pada PT Daya Motor. Analisis regresi Linear berganda dalam
penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi
software SPSS (Statistic Product And Service Solution).
Adapun model persamaan yang digunakan (Sugiyono, 2005:211) adalah:
Y =
a + b1.x1
+ b2.x2
+
e
Y = Permintaan kredit sepeda motor
a = Konstanta
b1 = Koefisien (x1)
x1 = Pendapatan
b2 = Koefisien (x2)
x2 = Suku bunga
e = Standar
error
3.6 UJI DETERMINASI (R2)
Determinasi (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh
variabel bebas yaitu Suku Bunga () dan Pendapatan () terhadap variabel
terikat yaitu permintaan kredit sepeda motor (Y) . Determinan (R2)
mendekati satu (1) berarti pengaruh variabel bebas besar terhadap
variabel terikat. R2 mendekati nol (0) berarti pengaruh varibel bebas
terhadap variabel terikat adalah kecil.
3.7 Uji-F (uji secara serentak)
Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel terikat. Ho : b1 = b2 = 0, artinya secara bersama-sama tidak
terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X1, X2) yaitu
berupa variabel pendapatan dan suku bunga terhadap permintaan kredit
sepeda motor (Y).
Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel bebas (X1, X2) yaitu berupa variabel pendapatan
dan suku bunga terhadap permintaan kredit sepeda motor (Y).
Kriteria Pengambilan Keputusan:
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5 %
Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5 %,
atau nilai signifikansi < 0,05